Fosil Purba Lebih Tua dari Homo Wajakensis Ditemukan di Tulungagung. Sedikitnya 157 fosil benda purbakala berbagai jenis ditemukan tim Kajian Sejarah Sosial dan Budaya (KS2B) Tulungagung di Dusun Mbolu, Desa Ngepo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung.
Fosil yang ditengarai sebagai sampah manusia purba atau Kjokken Maddinger itu, diduga berumur lebih tua dari manusia purba pertama Homo Wajakensis yang juga ditemukan di wilayah Tulungagung.
Fosil yang ditengarai sebagai sampah manusia purba atau Kjokken Maddinger itu, diduga berumur lebih tua dari manusia purba pertama Homo Wajakensis yang juga ditemukan di wilayah Tulungagung.
Menurut keterangan Ketua KS2B Triyono, jika dugaanya benar, Kjokken Maddinger itu diperkirakan pernah ada pada zaman manusia purba Mesolitikum. Usia barang-barang prasejarah yang berwujud tulang, terumbu karang dan gastropoda atau sejenis siput, cangkang kerang, keong dan tiram ini diperkirakan antara 20.000–40.000 tahun sebelum Masehi.
“Sementara Homo Wajakensis berusia di bawah 15.000 tahun sebelum Masehi. Kalau ini benar, tentu lebih tua,“ ujarnya kepada wartawan, Kamis (25/2/2010).
Semua benda purbakala itu ditemukan di sepanjang aliran mata air dengan tanah berceruk yang tak jauh dari pemukiman warga.
Semua benda purbakala itu ditemukan di sepanjang aliran mata air dengan tanah berceruk yang tak jauh dari pemukiman warga.
Adapun perincian yang ditemukan sembilan orang anggota KS2B itu adalah 41 fosil yang diduga tulang, 24 fosil terumbu karang, dan 92 fosil gastropoda, yakni makanan manusia purba yang terdiri atas siput, cangkang kerang, keong, dan tiram. “Ini setelah kita lakukan dua kali eksplorasi di tempat yang sama,“ terang Triyono.
Berdasarkan teori sejarah, keberadaan sampah manusia purba menunjukkan jika di tempat tersebut pernah ada kehidupan. Teori tersebut dikuatkan dengan banyaknya mata air di sekitarnya, yang merupakan sumber kehidupan.
Lokasi ini, menurut Triyono, hanya berjarak sekitar lima kilometer dari penemuan manusia purba pertama Homo Wajakensis di Dusun Cerme, Desa/Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. “Secara geografis lokasi ini tidak jauh,“ paparnya.
Dengan penemuan ini, Triyono dan timnya terus berupaya melacak keberadaan goa dan alat-alat yang digunakan manusia purba. Sebab, secara teoritis penemuan sampah purba tidak lepas dari goa tempat tinggal manusia purba dan perlengkapan sehari-hari.
Sementara untuk memastikan kebenaran temuan fosil-fosil itu, Triyono telah meminta bantuan peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Dia berharap peneliti yang digandengnya bekerja sama dapat mempelajari kandungan mineral dalam fosil. “Dengan diketahui kandungan mineralnya, maka akan diketahui masa fosil pernah ada secara tepat. Saat ini semua fosil kami simpan di Sekeretariat KS2B dan semuanya sudah dilaporkan ke Dinas Pariwisata Tulungagung,“ pungkasnya.
Informasi tambahan dari “157 Fosil Purba Lebih Tua dari Homo Wajakensis Ditemukan di Tulungagung” mungkin nantinya akan dimasukkan ke museum untuk selanjutnya dipamerkan pada acara festival museum nusantara 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar